Blogger news

Life is like camera. Focus on what's important. Capture the good times. Develop from the negatives. And if things don't work out, just take another shoot

Minggu, 01 November 2015

Bolehkah aku Menemanimu dengan Cara-Cara Sesederhana Ini?



Aku ingin menikmati hariku, bersamamu – siapapun kamu yang akan menemani langkahku nanti, dengan cara cara sederhana – sesederhana daun jatuh tertempa hembusan angin;
Bolehkah aku meminta ini?
Aku ingin bangun dengan raut kantuk dan tersenyum melihat sapa pagimu di layar ponselku, tak perlu panjang, cukup selamat pagi dengan kesan termanis, karena dengan itu aku tahu aku ada di benakmu. Atau sebuah sapa dari seberang sana dengan erangan mengantuk, akan membuatku seharian tersenyum dan menikmati hariku.
Aku tahu, mungkin kamu atau aku akan memiliki kesibukan yang berbeda, waktu yang berbeda, aku takkan menganggumu dengan banyak pesan dan mencari perhatianmu, namun bolehkah aku sekedar mendengar kabarmu? Kirimkan aku pesan singkat namun sungguh sungguh. Akan kubalas dengan manis, tentu saja. Akan ku nanti waktu luang bersamamu.
Aku ingin menikmati hari Minggu bersamamu, berdua, menonton TV sampai kurasa aku mual karena bosan melihat tayangan yang itu itu saja, menyandarkan kepalaku di dadamu sambil menyuapimu snack keju berbentuk cincin yang ku gemari, menguap manja dan berkedip kepadamu. Menggodamu dengan mengganggumu yang sedang sibuk memainkan game kekanakan di ponselmu. Memasakkan makan siang untukmu, kita makan duduk di lantai dan saling bercanda. Bersepeda hingga kakiku pegal, berlari, menyiram tanaman dan saling kelelahan.
Bagaimana dengan berjalan jalan? Mendengarkan musik dan bernyanyi – aku tahu suaraku tak pernah terdengar merdu, seberapa besarpun usahaku. Lalu kau akan mencubit hidungku, karena kau pikir aku begitu berisik. Lalu kita duduk berdua, menikmati alam ciptaanNya, bercerita – saling bercerita, mendengarkan, tertawa, saling menyela, melempar kacang, hingga kita lupa waktu, yang tadinya terlihat cerah kini mulai menjingga, namun kita masih tak mau berhenti berbicara dan tertawa. Membuat lelucon dan mengolok masing-masing, lalu terdiam – dan dalam pikiran kita masing masing sedang saling mensyukuri apa dan siapa yang sedang kita genggam tangannya, berharap ini takkan berakhir, lalu kita saling tatap dan tersenyum, lalu tertawa terbahak bahak mengingat semua yang kita lalui.
Aku begitu ingin menghabiskan waktu, dengan siapapun kamu nantinya dengan cara cara yang sederhana. Bolehkah aku?
Aku ingin mendengarkanmu membacakanku beberapa bait puisi dengan kepalaku di pangkuanmu, memberikan kecupan kecupan kecil saat kau melihatku dan berfikir aku begitu menawan. Aku ingin duduk bermalas malasan saat hujan, bermain monopoli, bermain kartu dan bertabur bedak. Mendengarkanmu bermain gitar dan menyanyi dengan suaramu, tentu yang paling aku sukai. Membacakanmu beberapa kutipan dari buku buku favoritku, lalu kamu akan mengomentarinya dengan wajah nan bijakmu, lalu aku akan memukulmu dengan bantal dan berlari memelukmu, mengecupmu dan tersenyum.
Aku juga ingin menari dan berlari bersamamu saat hujan datang, lalu kita akan menggigil kedinginan, berharap pelangi datang. Kita akan tertawa dalam pelukan, tanpa kata dan kalimat terlalu panjang untuk mengungkapkan perasaan – namun kita telah tahu, betapa besar arti kita dalam masing masing benakku dan benakmu.
Dan saat kita dalam jarak dan sudut terjauh kita, izinkan aku sesekali memencet beberapa angka dan menelponmu. Mungkin aku akan sedikit mengganggu tidurmu, lalu kau akan menguap namun  tetap menjawab telponku, kau tersenyum di seberang sana – menyadari betapa sedang merindunya gadis kecilmu. Lalu dengan puas aku akan munutup telponku dan melanjutkan tidurku. Esoknya kau akan membangunkanku dengan hal yang sama, lalu kita akan saling berbicara – bercerita, iya sesederhana itu aku ingin menikmati hariku bersamamu, berbagi cerita – dan saling mendengarkan.
Dan di saat yang tepat nanti, aku ingin menikmati hariku bersamamu dengan cara cara yang masih sederhana. Aku ingin terbangun dan melihatmu masih tertidur dengan pulasnya di sisiku, lalu ku kecup kau dan kugelitik – mengingatkan kau harus bekerja dan menafkahi istrimu. Atau kau akan terbangun terlbih dahulu, membisikkan bahwa mentari sedang menantiku untuk terbangun dan menggilitik hidung awan awan kecil dengan aroma sedap masakanku dan manisnya kopi buatanku. Dan sesederhana itu pula kuingin kau menikmati harimu bersamaku.
Dan padaakhirnya nanti, di masa tuaku bersamamu, saat tak ada lagi yang mampu kita lakukan, saat hanya ada aku dan kamu duduk bersandar di kursi yang nyaman, aku masih ingin menikmati hariku bersamamu dengan cara yang sederhana, sesederhana kau bercerita tentang bagaimana kau menemukanku dan bagaimana kau bahagia karena memilihku, lalu aku akan mengecupmu dan akupun akan bercerita tentang hal yang sama, bagaimana bersyukurnya aku telah dipertemukan dengan pria sepertimu.
Aku ingin menikmati hariku bersamamu, sesederhana ini. Bolehkah aku?
Teruntuk siapapun kamu – yang nanti akan menemaniku.
Ditulis dengan senyum penuh harap,
Dari seseorang yang akan menemanimu, nanti.

2 komentar: