Blogger news

Life is like camera. Focus on what's important. Capture the good times. Develop from the negatives. And if things don't work out, just take another shoot

Selasa, 31 Desember 2013

hey! I am ready to rock you, 2014!



Terimakasih 2013,
Untuk semua pelajaran yang kamu berikan. Terimakasih untuk semua hal, sedih, senang, air mata, tawa, teman, mereka yang peduli, mereka yang pergi untuk menjadi pelajaran, untuk hari hari yang berwarna :D
Terimakasih, untuk bulan bulan yang berakhiran –ber (September, Oktober, November dan Desember) yang penuh kejutan, untuk mereka yang hadir di bulan itu, untuk semua hal yang aku dapat di bulan itu. Terimakasih untuk akhir tahun yang penuh berkah.
Hai, 2014!
Aku siap melangkah dan melewatimu dengan penuh harapan dan mimpi :) selamat datang, peluk aku dan bersahabatlah! *smooches*
Resolusi? Biarkan aku dan Tuhan saja yang menyimpannya :)
Semangaaaat! Happy new year everybody :* lovelove :3

Senin, 09 Desember 2013

:3



Dear you~
Hai, kamu membaca ini lagi secret admirerku? Hihi. Terimakasih.
Izinkan aku menyapa seseorang yang menyempatkan waktunya untuk membaca tulisan tulisan alay-ku. Orang yang mau mengingat beberapa detil kecil yang mungkin orang lain takkan pernah tau dan mau mengingatnya. Orang yang di hadapanku menyebut dirinya sebagai ‘secret admirer’ku. Entah aku tak tau kenapa dia menyebut dirinya seperti itu, sedangkan aku dan dia sama sama saling mengetahui, mengenal, dan ya dia telah mengakui kegiatan secret-nya dihadapanku, tetap saja dia menyebut dirinya ‘secret admirer’. Mungkin karena hanya dia dan aku yang tau. Mungkin juga karena aku hanya sekedar tau sedangkan lebih banyak yang aku tak tau, mungkin.
Hai, kak :) terimakasih atas waktumu..
Aku bukan orang yang cukup romantis, tapi demi rasa terimakasihku padamu biarkan aku membuat ini terasa semanis strawberry, seindah rintik gerimis, serapi sepucuk surat atau mungkin seharum parfume mahal yang hilang demi aku :D semoga ini membuatmu tersenyum seperti kamu membuatku tersenyum , aku tak berharap kamu akan terenyuh dengan tulisan ini seperti aku terenyuh mendengar pengakuanmu. Aku hanya ingin kamu mengingat hal kecil ini.
Tak ada hal lain yang ingin aku ucap selain rasa terimakasihku padamu. Waktumu, rasa sayangmu, kesabaranmu, nasehat nasehatmu, senandung senandungmu, ilmu darimu, candamu, marahmu, sedihmu, tangismu, cerita ceritamu dan pengakuanmu semua terekam jelas di ingatanku. Tak pernah aku berfikir atau mengira semua ini ada diantara aku dan kamu. Aku tak pernah berfikir sejauh itu, aku tak pernah mengira kamu lebih dari ‘kamu’ yang aku tau. Bahkan setelah pengakuanmu, mungkin masih banyak hal lain yang takkan pernah aku tau.
Boleh aku sedikit bercerita tentang sedikit yang aku tau tentangmu? Ingatkanku jika aku salah. Kamu adalah sosok ya pria yang sudah bisa dibilang pria. Kamu pernah menjadi kakak terbaikku, menjadi teman, menjadi musuh dan menjadi bagian dari bahagiaku. Aku tak banyak tau tentangmu, aku hanya tau dari apa yang aku lihat dan aku rasakan selama aku mengenalmu. Untuk semua perhatian yang kamu beri bahkan saat aku kurang mengetahui, untuk rasa sayangmu yang kau curahkan bahkan saat aku acuh untuk merasakan, maaf dan terimakasih banyak. Aku rasa, aku belum menjadi orang yang layak untuk disebut  orang yang ya ‘kamu banget’ atau orang yang pantas bahagia bersamamu, kamu pantas bersama orang yang lebih baik, dan aku percaya pilihanmu itu terbaik untukmu, semoga lancar ya! :D maafkan aku pernah membuatmu bersedih, aku memang orang yang jahat, tapi tentu saja aku tak pernah bermaksud seperti itu. Maafkan aku seringkali mengacuhkanmu, bahkan aku tak pernah tau ada hal besar itu yang tak aku sadari. Aku tidak sepeka dirimu. Maafkan aku, yang terlambat segala galanya.
Hai kak, entahlah bagaimana bisa kamu sebaik itu padaku, kamu sepeka itu padaku. Seringkali, kamu tiba tiba muncul di saat saat aku sedang butuh kamu, sedang teringat kamu atau sedang merindukanmu. Lucunya, aku merasa kamu itu seperti sedang mengawasiku, seperti tau, seperti ada alarm dimana kamu harus menelponku tanpa harus aku memintamu. Aku ngga ke ge-er an kan? Wkwk :D Tiba tiba saja ponselku berdering dengan cirikhasmu, suaramu.  Entahlah itu sebuah kebetulan atau memang kamu selalu merasakan apa yang aku rasakan. Eciyeeeh :D terimakasih!
Kak, aku masih menyimpan beberapa sms smsmu loh :D entah sering sekali aku membacanya hanya untuk tersenyum senyum sendiri. Manis sekali. Semanis strawberry. Seharum udara pagi.ah aku merindukan ucapan selamat pagimu yang manis dari telpon, sudah lama sekali saejak saat itu. Kak, kamu kakak terbaik loh, aku benar benar mau jadi adikmu :D boleh ya? :3
Udah ah, ngga panjang panjang. Ntar kamu ke ge-er an :D ifondofyou :D wkwk :D 
ret~

Kamis, 06 Juni 2013

Perbedaan Bukan Alasanku untuk Berhenti Mencintaimu.



Tentang cinta tapi beda, beda agama. Apakah sebuah masalah?
Takkan ada yang mengerti dan tahu siapa jodoh dan takdirnya kelak.
Mungkin Marcel bisa bernyanyi : “aku untuk kamu, kamu untuk aku namun semua apa mungkin iman kita  yang berbeda, Tuhan memang satu kita yang tak sama.”
Namun untukku yang terus percaya akan sebuah keajaiban, aku meyakini bahwa Tuhan yang menciptakan, Tuhan yang memberi takdir dan jodoh pada semua manusia di bumi ini adalah Zat yang sama, Tuhan yang satu.
Mungkin sekarang dia dan aku adalah perbedaan, tapi siapa yang tahu jika nanti jodoh dan takdir Tuhan yang akan menyamakan dan menyatukan kami kelak? :)

Sabtu, 16 Februari 2013

Secangkir Gerimis di Sepotong Sore Bulan Desember.



Aku tersenyum melintasi hangatnya jalanan beraspal. Tak terlalu ku pedulikan terik sang matahari menggelitik pori pori tubuhku, hempasan angin pembawa debu kuacuhkan begitu saja. Ada yang lebih penting, menungguku.

Ku tunggangi kuda besi ini menuju pemberhentian bis di kotaku, pangeranku menanti. Ups, tapi aku bukanlah kesatria atau seorang penjelajah yang seluruh jalanan kota tercetak kuat di otaknya. Ada yang aku lupakan, aku tak tahu jalan! Bodoh.

Dengan sedikit keraguan, dan perasaan ingin segera berjumpa membuat adrenalinku mendorong seluruh kecerobohanku untuk tak mempedulikan pikiranku, yang kutahu jalanan yang akan kulewati akan membawaku kesana, ketempat pangeranku sekarang berada.

Berjalan, terus terus terus dan terus. Kenapa tak kutemukan terminal itu? Hanya ada istana beton bertingkat menjulang di sisi jalan yang kulewati. Deringan di kantongku, erangan ponselku telah menandakan bahwa pangeranku mulai geram menungguku. Aku panik.

Langit mulai menghitam, seperti roti yang terolesi selai coklat. Enak?

Ah, setetes dua tetes air kecil itu mengenai wajah kusamku. gerimis! panik! Tuhan, bantu aku, jeritku dalam hati.

Rintikan kecil itu sekarang bertransformasi menjadi serangan peluru peluru air, tanpa pelindung sungguh saja wajahku seperti tertusuk tusuk jarum. Namun, pangeranku tak mengerti seberapa paniknya aku. Ancaman ancaman kecil itu mulai menggangguku, air itu menetes indah dari bendungannya dimataku, tersamarkan oleh hujan.

Aku hanya ingin menjemputnya, seperti janjiku.

Tapi Tuhan memberikanku ujian kecil untuk menjemput senyumku. Ah, jalanku di belokkanNya menjauihi tempat seharusnya. Aku tersesat.

Pangeranku masih saja tak mengerti, aku tahu dia lelah. Tapi, aku juga sedang khawatir, panik, entahlah membuatku semakin gusar. Aku menggila di tengah keramaian kota. Airmataku entahlah dia mengalir sederas hujan.

Rintikan itu mulai berhenti, namun guliran air di wajahku masih enggan untuk tak mengalir. Udara hangat sore mulai terasa menyapa kulitku lembut. Kuhempaskan nafasku saat aku telah menemukan terminal buluk itu. Lalu, dimanakah pangeranku?

Ah! Sial, ini pintu keluar. Ponselku kembali mengerang, diseberang sana pangeranku sudah teramat gusar. Tapi aku tau, dia masih menungguku. Marah? Tentu saja dia marah. Aku panik kembali, tersadar olehku, rintikan kecil itu mulai datang lagi dari arah lagit biru itu. Dan, aku segera memacu kuda besiku lagi menjemput pangeranku.

Dengan wajah muramnya, kulihat ia sedang berdiri di tepi jalanan berdebu itu. Sebenarnya, aku ingin segera memeluknya menuntaskan rasa rinduku. Tapi entahlah, aku gengsi. Dia memarahiku dengan celoteh pedasnya lewat semua pesan singkatnya. Aku ingat, aku kesini untuk menjempunya, kupersilahkan orang yang sangat ku cintai ini untuk naik di kuda besiku.

ah, dia memang pangeran.

Gerimis mulai menyapa lagi, berteman dengan angin sore. Aku mulai tersenyum, aku tau pangeranku juga merindukanku. Aku sang pengemudi, dan memboncengnya di belakangku. Aku merasakan pelukan hangatnya dari arah belakang tubuhku. Aku tau, dia merindukanku. Aku tersenyum, melihat wajahnya dari arah kaca spionku.

Melewati jalanan bersama dengannya, menerjang hujan. Ah! Sore hari di Desember yang indah. Surabaya kota yang akan menjadi saksinya.


*perjalanan kecil, menjemput Tuan Pembuat Rindu.
Surabaya, Desember 2012.

Kutulis di tengah hujan dikota Bangil, dengan mengingatmu.
Sungguh, aku merindukan memandang senyummu dari arah kaca spion motorku <3

Minggu, 27 Januari 2013

Aku Bertahan, untukmu :') (curhat? rasa kecewa? mengungkapkan semua perasaanku? aku hanya ingin kamu tahu) :')



-26/27 Januari 2013-
Aku sebenarnya lelah. Sangat. Tapi entah apa yang selalu menopangku untuk bertahan, cinta? mungkin benar. Entah sesakit apapun luka yang ku derita karena mu, tancapan pisau dan goresan luka hati karena ulahmu aku masih dan selalu berusaha untuk bertahan.
Aku lelah berpura pura tegar, sungguh. Aku bukan wanita yang setegar itu untukmu, sungguh, bahkan kau mengerti seberapa lemahnya aku. Bagaimana air mataku selalu mengalir deras walau hanya karena masalah sepele bersamamu. Kau tau kan?
Mungkin dihadapan mereka (selain kamu) aku adalah sosok yang takkan menangis hanya karena masalah sekuku. Tapi tidak denganmu, aku tak bisa menahan tetesan airmataku, takkan mampu menopang tubuhku, aku lemah jika di depanmu.
Kau melukaiku, apa kau mengerti? Sakit sungguh :’) saat aku harus berjuang sendiri melawan rinduku dalam terpasan dinding pengabaianmu. Aku tak sekuat itu. Kau perlu tahu, mungkin jika aku sama dengan wanita wanita itu kau takkan melihatku di hidupmu sekarang, aku akan pergi jauh saat kau melukaiku. Tapi aku takkan seperti itu, aku bertahan untukmu. Aku berjanji. Tolong, hargai usahaku, setidaknya kau tak perlu membuat hal sepeleh menjadi sepuluh sayang. Tolong, dengarkan aku, hargai kata maaf dariku. Menurutmu berkata maaf itu mudah? Menurutmu aku tak membanting harga diriku untuk seucap kata maaf? Menurutmu wanita apa yang berusaha mengejar penerimaan maaf darimu? Menurutmu seberapa besar rasa cinta yang dimilikinya?
Kau ingin mencoba menjadi aku? Kau akan tau seberapa besar usahaku untuk tegar. Aku lelah bersembunyi, aku lelah menangis, kau taukan seberapa sering aku menangis? Aku merindukanmu, merindukan dirimu setahun yang lalu :’) orang yang menangis untukku, orang yang berusaha tak membuatku terluka. Kamu berbeda :’) apa kau menyadari satu hal : kau sering menyakitiku. Mungkin aku masih bisa mengerti saat kau sibuk dengan urusanmu, saat kau tak bisa meluangkan waktumu, tapi suatu saat kamu harus mencoba mengerti saat waktunya tiba untukku merasa lelah bertahan.
Malam ini luka ini menganga begitu hebatnya. Mungkin jika bisa digambarkan langsung hatiku sudah tak berbentuk, tercabik cabik penuh darah. Kau tau bagaimana aku merindukanmu malam ini? Dan kau tau bagaimana terlukanya aku malam ini? Apakah salah aku merindukanmu? Apakah salah jika mataku haus akan senyummu? Aku hanya ingin melihat senyummu. Bahkan aku takkan bisa menyentuhmu. Kamu tau seberapa lama aku menunggu hari ini? Menunggumu muncul di layar laptopku? Dan ternyata apa yang ku dapat? Pengacuhanmu :’) mungkin jika aku bukan wanita yang benar benar mencintaimu, aku takkan segan untuk membiarkanmu pergi dari hidupku. Tapi kamu harus tau! Aku takkan pernah bisa melepasmu :’) ada begitu banyak cinta, ada begitu banyak hal yang membunuh rasa sakitku.
Bisakah kau berubah untukku? Aku tak memintamu menjadi orang lain. Aku tak memintamu untuk menghentikan semua hobby dan aktifitasmu :’) aku takkan melakukan itu. Aku takkan membuatmu berpura pura bahagia di depanku. Aku ingin bahagiamu sempurna. Aku bahagia bersamamu, aku bersyukur punya kamu. Tapi apakah kau bisa membuat bahagiaku bersih dari luka? Aku sudah pernah cukup terluka sebelumnya :’) aku tak mau terus terus terluka. Aku lelah berjuang sendirian, aku tau kau takkan membiarkanku berjuang sendiri. Kau mencintaiku bukan? Kau menyayangiku kan? Seperti yang sering kau katakan, kau mencintaiku kau menyayangiku kau mengasihiku sepenuh hatimu. Aku percaya itu.
Kau pernah berjanji untuk tak membuatku terluka, kau pernah berkata untuk menjadikanku wanita terakhir dalam hidupmu. Izinkan aku untuk mengabulkan itu, izinkan aku benar benar menjadi wanita terakhir untukmu. Jangan pernah membuatku pergi. Aku mohon pegang erat hatiku, aku merasa kau melepasnya perlahan :’( jangan, jangan lakukan ini :’) bertahanlah bersamaku. Buat aku tegar bersamamu, jangan buat aku memiliki alasan untuk pergi darimu. Aku butuh kamu.
Tuhan sedang menguji kita? Aku harap iya. Aku ingin buktikan kalau kita mampu bertahan dalam ujianNya. Bantu aku, bantu aku untuk terus melangkah. Kau adalah seorang yang lebih dari apapun aku cintai. Bahkan air mataku rela terus menitik hanya untukmu.
Boleh aku sedikit berkisah? Seandainya bantalku mampu bersuara, mungkin dia akan sering protes. Tiap hari harus basah karena air mata. Seandainya tembok mampu memberikan kesaksian, mungkin dia akan berterus terang bagaimana doaku mengalir tiap malam. Seandainya telinga dan hatimu bisa bekerja lebih ekstra maka kau akan mendengar dan merasakan darahku mengalir dengan menyebut namamu :’) apa aku berlebihan? Tapi itu yang benar benar ku rasa.
Cukup, aku lelah berpura pura kuat. Maaf, aku takkan pernah bisa pergi darimu :’) aku begitu mencintaimu. Mengertilah, sesakit apapun cinta ini membawaku, aku akan terus mengikutinya, aku berjanji akan ada akan bertahan untukmu. Aku percaya kau mencintaiku, seperti aku mencintaimu.
Maaf aku mengoceh terlalu panjang, aku sudah tak bisa berkata kata lewat lisanku. Satu satunya cara hanya lewat tulisanku :’) kamu jangan marah yah :’) aku Cuma ingin melegakan hatiku. Setidaknya aku lega saat mengeluarkan ini semua :) aku bisa tersenyum, padahal saat aku memulai tulisan ini aku menangis hebat :’)
Aku mencintaimu dengan setulus hatiku, maaf jika sebagai wanita yang kau cintai aku masih banyak kekurangan. Sesungguhnya aku selalu berusaha untuk membuatmu bahagia, aku sangat berusaha mencoba. Tapi kadangkala aku tak tau bagaimana untuk membuatmu bahagia.
Setelah membaca ini, apakah kau masih mau mencintaiku? :’)
Berharap ini hanya cobaan Tuhan untuk kita :’) mau kah kau berjuang bersamaku?
Aku mencintaimu, Ivan Septy Ardhana :’)
Aku merindukanmu, sudi kah kau untuk memelukku dalam doamu? :’)
Aku tak menuntutmu :’) aku tak mau mengekangmu, bahagialah dengan sempurna. Jika kau tak dapatkan itu dariku, katakan apa maumu, aku takkan menahanmu. Jika kau lebih bahagia tanpa aku :’) aku akan mencoba berbahagia bersama bayanganmu :’) setidaknya bayanganmu tetaplah dirimu dalam asaku :’)
Aku bersyukur memilikimu :’)
Jika Tuhan mengizinkan aku untuk bersamamu sepanjang waktu aku akan bahagiakanmu.
Dan aku berharap Tuhan masih mengizinkanku untuk bersamamu.
Dengan sepenuh cinta ,
Retno Sulistia :)