Blogger news

Life is like camera. Focus on what's important. Capture the good times. Develop from the negatives. And if things don't work out, just take another shoot

Jumat, 27 November 2015

Bagaimana, menurutmu?



Ah, rupanya aku hanya seorang gadis kesepian bagimu.
Aku bodoh ya? Mencintai seseorang yang sedikitpun ternyata tak pernah menyadari arti dirinya untukku. Jadi, kau berpikir selama ini aku mencarimu hanya karena aku kesepian ya? Nasibku tak semalang itu. Aku bisa saja memilih siapapun yang mengulurkan tangannya untukku, jika memang aku sebutuh itu pada sosok untuk melengkapiku. Nyatanya, aku sudah lengkap, tanpa ataupun ada orang lain di sisiku, tak juga kamu. Bukan aku mau meninggikan diriku, tak taukah kamu? Ada banyak pria yang datang dan pergi seenaknya di hidupku, ah atau sebut saja aku jarang menolehkan pandangku pada mereka sehingga satu persatu jatuh dan gugur kemudian pergi tanpa sepenggal katapun ku dengar lagi. Jika memang kesepianlah alasanku aku takkan membiarkan satupun dari mereka untuk gugur dan mati seperti itu.
Nyatanya, aku membutuhkanmu. Bukan untuk melengkapi kesepianku. Aku membutuhkanmu, karena aku benar benar mencintai sosokmu – atau yang kamu sebut bayanganmu. Bisakah kau lihat aku? Aku yang tanpa pernah bermaksud mejatuhkan diriku untukmu, aku yang tak pernah berpikir akan sejatuh cinta ini padamu, aku yang dengan bodohnya selalu menanti kabarmu hingga larut menyelimuti bumi, aku yang teresenyum saat kau pamit menjemput kekasihmu, aku yang sabar untuk menyebutmu temanku sedangkan hatiku selalu berteriak aku mencintaimu, aku, aku, aku, aku yang dengan senang hati menerima keluhmu, aku yang tak ingin menuntut apapun darimu selain kabar bahagia darimu, aku yang mengirim berpuluh puluh pesan singkat walau ku tahu terkirimpun takkan pernah, aku yang berteriak kegirangan hanya karena melihat laporan pesan singkatku terkirim untukmu, aku yang tertidur memegang ponselku dan tersenyum karena pesan singkatmu, aku yang tergila gila suaramu, aku yang tak sabar bisa bertemu denganmu, aku yang gugup setengah mati saat akan melangkahkan kaki beriringan bersamamu, aku yang pulang dengan senyum terkembang dan memoir tentangmu mengalir dengan indah dalam benakku, aku yang mencintaimu tanpa syarat, aku yang menangis karena kau pergi dari sisiku, aku yang berpura pura membencimu, aku yang berpura pura merelakanmu, aku yang menangis dengan menulis semua ini, aku yang menghawatirkanmu, aku yang lagi lagi mengutuk diriku karena terus mempedulikanmu, aku, aku, aku, aku yang takut untuk benar benar kehilanganmu, aku yang kau tinggal pergi dangan alasan tak ingin menyakitiku, aku yang pada akhirnya sadar – akulah yang membutuhkanmu.
Mungkin aku memang sekesepian itu. Atau, aku yang sejatuh cinta itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar