Hai, ini ku tulis untukmu – siapapun kamu, jika kamu seorang pria. Dan hai,
ini ku persembahkan untukmu, untuk hatimu – siapapun kamu, jika kamu seorang wanita.
Aku tidak sedang ingin menghakimi siapapun, bukan ku tulis untuk menyindir
atau melimpahkan kekesalan pada satu pihak. Aku hanya ingin berbagi apa yang
ada dalam benakku – dan mungkin banyak wanita lain ingin ungkapkan. Tentang hati
dan pencurinya – sadar atau tidak sadar sang pencuri dalam mengambil alih benda
rentan itu.
Hai pria, mari kita sedikit berbicara tentang hati seorang wanita. Tentang benda
rentan yang mungkin tidak sengaja kau ambil alih dan membuatnya terluka,
tentang benda rentan yang mungkin hanya ingin sedikit kau sentuh namun berakhir
dengan kau gores hinggah berdarah, tentang benda rentan yang mungkin tak
sengaja kau curi namun tak pernah lagi kau kembalikan, tentang benda rentan
yang mungkin memang ingin kau miliki namun pada akhirnya kau membuatnya
terbengkalai dan menelantarkannya, yah benda itu hati wanita.
Aku, mewakili wanita-wanita yang hatinya tak sengaja terluka karena
telah tidak sengaja dicuri oleh seorang pria.
Hati wanita terluka, tentu saja kurasa ia jatuh pada orang yang salah. Mungkin
mereka terlihat begitu ceroboh karena menjatuhkannya begitu saja, kepada orang
yang tak mungkin menangkapnya. Namun, seharusnya kalian tahu, tak semudah itu
wanita untuk menjatuhkannya. Logikanya seringkali mengingatkannya, tentang betapa
sakitnya tejatuh, namun pria itu, seakan berbisik ‘kau takkan pernah jatuh, karena kau akan terbang’. Maka, voilaaaaa...
wanita menjatuhkan dirinya, dan terlukalah ia.
Tentu saja wanita tak sebodoh itu, ah atau mungkin wanita terlalu berharap.
Ya terlalu berharap – hei pria, wanita tak mungkin banyak berharap jika kamu
tak memercikkan sinar harapan. Manusia tak akan memohon satu permintaan jika
tak ada bintang yang terjatuh. Kamu, tentu saja yang memulainya. Wanita, tak semudah
itu menjatuhkan hatinya, ia menjatuhkannya karena kamu mendorongnya – sengaja atau
tidak sengaja. Dan semua itu semakin menjadi-jadi saat kau terlihat akan
menangkapnya.
Hei pria, tolong jangan curi hati kami dengan perhatian perhatian kecil
yang tak seharusnya kamu berikan. Jika kamu hanya ingin ‘bersikap baik’ kepada
kami maka tegaskan tujuanmu. Kami bukan makhluk yang diberkati untuk menebak
semua maksud baik seorang pria. Kau harus tau betapa susahnya menjadi seorang
wanita. Mungkin dengan enak saja kau menebar perhatian, sedangkan kami disini
bertanya tanya apa maksud dan tujuanmu. Kami begitu serba salah jika ingin
menyikapi sebuah perhatian seorang pria jika kamu tak menegaskan tujuanmu. Ingin
bersikap biasa saja menyikapi perhatianmu padahal kamu sebenarnya memang sedang
berusaha mencuri hati kami (dan kami tidak tahu) kau bilang kami ngga peka. Sekalinya kami terjatuh
karena perhatian (yang kamu berikan hanya karena ingin bersikap baik) kau
bilang kami baperan. Jadi, tolong
sekali lagi, pertegas tujuanmu. Jangan kau curi hati kami jika kamu tak benar
benar ingin memilikinya.
Hei pria, tolong pertegas perasaanmu. Sekali lagi, kami bukan cenayang yang
bisa menebak perasaanmu memalui tingkahmu. Mungkin kau sedang berusaha untuk
tak melukai hati kami dengan tidak berkata jujur tentang perasaanmu. Tapi ketahuilah,
kami lebih menghargai kenyataan yang pahit daripada terjerembab lebih lama
karena kau tak pernah tegas dengan perasaanmu dan terus bersikap manis. hei, too much sweets can make you FAT. Sekali
lagi, jika memang tujuanmu hadir dan datang bukan untuk mencuri hati seorang
wanita (namun tanpa sengaja kau telah mencurinya), lepaskan, berikan kembali
hati itu jika memang kau tak berniat merawatnya. Jangan semakin kau genggam
dengan alasan kata ‘nyaman’ lalu saat ‘nyaman’ itu hilang begitu saja kau
tinggal dan kau telantarkan hati itu. Kau tahu, itu menyakitkan – lebih menyakitkan
dari sebuah penolakan.
Jangan bermain dengan hati yang telah tak sengaja berhasil kau curi.
Pria, ada kalanya begitu merasa dirinya hebat saat ia (tak sengaja) berhasil
mencuri hati seorang wanita. Tapi tolong, jangan permainkan hati itu. Tentu suatu
kebanggaan bukan? Saat ada seorang wanita yang hatinya terjatuh padamu,
mengejarmu? Alangkah baiknya kau jika dengan baik hati mengangkap dan
menjaganya. Namun sungguh terkutuklah kamu, jika kau menerbangkannya namun tak
benar benar bermaksud menyelamatkannya saat ia terjatuh. Sungguh, jangan kau
terbangkan dan tunjukkan indahnya terbang bersama jika pada akhirnya kau
menjatuhkannya ke tanah dan membiarkannya terpecah belah. Kami begitu muak
dengan “kita jalani dulu aja ya” – “jodoh ga kemana kok” dan setelah jalan
beberapa waktu, kau – pria, menghilang begitu saja. Ya kau mengajari terbang,
tapi tak pernah kau ajarkan mendarat dengan selamat.
Hei, jadilah seorang pria yang bertanggung jawab. Sengaja atau tak sengaja
kau mencuri hati seorang wanita, bertanggung jawablah. Mungkin kau tak sengaja
mencuri hatinya, lalu ternyata hatimu telah tercuri olehnya – maka jaga
hatinya, rawat dan jangan biarkan ia terhuyung huyung, tuntun hatinya untuk
jatuh ke tempat yang tepat – pelukanmu. Namun kalau memang bukan tujuanmu untuk
mencuri hatinya, dan bahkan pesona wanita tersebut tak mampu mencuri hatimu,
lepaskan, kembalikan hatinya, karena kau sudah menyelamatkan hatinya dari jatuh
kepada orang yang tidak tepat, maka ia akan menyembuhkan hatinya sendiri tanpa
mengutuk namamu. Dan jika memang tujuanmu untuk mencuri hatinya, dan ia
menjatuhkanya untukmu, dan kau berhasil menangkapnya, rawat hatinya – maka berikan
hatimu padanya, ia akan merawatnya, selayaknya kamu merawat hatinya.
Yang kami inginkan hanya sebuah kepastian.
Jangan kau curi hati jika kau tak benar benar ingin merawatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar