Bukankah kita sudah
melalui perjalanan yang begitu panjang? Perjalanan yang banyak membuatmu
mengenalku lebih jauh, dan membuatku mengertimu sedikit lebih banyak daripada
beberapa bulan lalu. Beberapa bulan, iya kita sudah melaluinya lebih dari satu,
dua bahkan lebih dari setengah dari 12 bulan yang ada, hampir mencapai angka
10. Tentu saja aku menghitungnya, menghitung detik detik yang ku lewati
bersamamu, pentingkah? Lebih dari itu, sangat berharga. Kehadiranmu – ah kau
memaksaku menyebutnya kehadiran ‘bayangan’mu begitu sangat berarti. Tak kau
sadari kah itu? Banyak sekali kata ‘hampir’ yang hampir terjadi dalam
bulan-bulan ini sayang, coba tanyakan padaku, apakah aku lelah? Tentu saja,
namun tak ada yang lebih menyenangkan dari lelahnya mencintai dan
mempertahankan seseorang.
Aku begitu menikmati
detik-detik bersamamu hingga aku kadang lupa aku hanya tamu, bukan benar benar
penghuni rumahmu. Aku begitu mencandui hadirmu hingga kadang aku lupa itu hanya
bayanganmu, bukan benar-benar dirimu. Ah bahkan text ang menyerupai kehadiranmu
saja cukup membuat hariku penuh dengan senyuman. Kau tak perlu benar benar bersamaku
untuk membuatku begitu bahagia, cukup pesan singkatmu hadir dan seketika itu
kau membahagiakanku.
Akhir-akhir ini sungguh
melelahkan, membingungkan, dan seringkali aku tertidur dengan mata masih basah.
Aku lelah dengan datang dan perginya kamu. Aku hampir saja berteriak setiap
kali kau pergi tanpa sepatah katapun untuk berpamit lalu menghilang dan aku
akan berpura semua baik baik saja – melakukan aktifitasku seakan tak ada yang
lubang dalam benakku, tersenyum seakan tak ada yang sedang melukaiku. Kemudian kau
ber-hai dan tersenyum kepadaku, datang, seperti melupakan kemana perginya
dirimu dan berperilaku seperti sehari sebelum kau menghilang, dan aku akan
berpura pura ini hal biasa, aku menyambutmu dan mengecupmu – menghangatkan hatimu
seperti halnya ini begitu sangat biasa. Tentu saja, bahagiamu adalah jaminan
bahagiaku. Jika kudengar hatimu tak sebahagia itu maka tentu dengan hatiku,
takkan mampu ku ledakkan kembang api dalam hatiku.
Aku hampir saja menutup
lembaran penuh keinginan yang mungkin hanya akan aku baca sendiri dan takkan
pernah terjadi saat tiba tiba kau datang dengan muka kuyuhmu, lalu ku sentuh
kau membuat apapun yang sedang kau rasakan saat itu juga hadir dalam benakku,
aku ingin merasakan sedihmu, lelahmu, beban pikirmu, agar tak hanya kau yang
merasakannya – kemudian kau mengulurkan tanganmu, sebuah tiket menuju
perjalanan menyenangkan sedang berada dalam genggamanmu, perjalanan bersama
bintang-bintang dan hembusan angin malam. Sesuatu yang tak bisa ku tolak, apalagi
bersama seseorang yang tak biasanya bisa kusentuh bentuk nyatanya. Aku hampir
saja menangis detik itu juga, namun yang mampu tergambar hanya sebuah senyuman –
ah mungkin jika kupandangi wajahku malam itu aku akan melihat seorang gadis
dengan senyum lebar layaknya telah mendapatkan hal yang begitu ia dambakan. Aku
begitu bersemangat – dan kurasakan seluruh badanku bergetar, ada yang
bergemuruh dalam dadaku. Ah, kau benar benar mampu membuatku bahagia, dengan
apapun caramu.
Masih ku ingat bagaimana
harum tubuhmu menyentuh hidungku saat aku berada di balik punggungmu, kerasnya
bahumu, bahkan senyuman yang tertutup buff
mu malam itu, aku bahkan terpana dengan tatapan matamu meski hanya kulihat dari
kaca spion motormu. Aku mengingat bagaimana perjalanan singkat kita penuh
dengan alunan musik, tawa di atas motor bahkan teriakan-teriakan kecil karena
obrolan yang terhempas angin. Aku masih merasakan kebahagian kecil malam itu
disetiap detik aku mengingatnya. Gelapnya malam, dinginnya angin, bisikan bintang
bintang, dan harum cemara masih terekam jelas dalam benakku. Seandainya kamu
tahu betapa bahagianya diriku malam itu.
Aku menikmati
detik-detik yang mungkin takkan pernah terulang, detik dimana aku tanpa rasa
takut bisa dengan puasnya memelukmu, mengecup pipimu, mendengarkan semua
ceritamu, membiarkan tanganmu memelukku, mengelus rambutku, mencubit hidungku,
saling menggenggam, ah dalam singkat waktu itu aku pada akhirnya bisa merasakan
hadirmu yang sesungguhnya – seakan akan memilikimu. Aku membiarkan waktu
berhenti jika memang diizinkan, aku tak ingin beranjak walaupun dingin begitu
menusuk. Aku begitu bahagia hingga aku merasakan sedih di waktu yang sama. Aku pernah
memimpikan ini semua sebelumnya, aku pernah menyelipkan semua ini dalam doa
doaku yang seakan takkan pernah terkabul – dan tibalah hari ini. Hari dimana
aku bisa menghabiskan semalaman yang begitu dingin dalam pelukanmu, dalam
alunan merdunya suaramu, dalam hangatnya hembusan nafasmu. Pada akhirnya, bisa
kutumpahkan semua yang pernah kusimpan, air mata yang kubendung, tawa yang tak
pernah kuperdengarkan, dan sisi yang seringkali aku samarkan, bersamamu – aku menjadi
diriku sendiri.
Bahkan hingga detik ini
aku masih mengingat lantunan lagu yang mengiang di telinga kita malam itu, aku
masih tersnyum saat ku mengingat detik detik itu – sekaligus ku merasa
terenyuh, ku tak pernah tau akankah waktu akan tiba tiba datang dan mebawaku
menuju bahagia yang sama. Ah entahlah, setidaknya pernah kurasakan waktu indah
itu bersamamu. Bahkan aku telah kehabisan kata kata untuk kurangkai menjadi
ungkapan bahagiaku, tak ada kata yang cukup pantas untuk ku gunakan dalam
melukiskan bagaimana perasaanku malam itu. Malam singkat itu, perjalanan
dadakan yang begitu menyenangkan, bermain bersama bintang, tersenyum bersama
lampu lampu malam, berbisik diantara hembusan nafas pohon pohon rindang. Begitu
membahagiakan.
Ah, inilah rasanya. Kini,
saat aku membuka lembaran penuh keinginanku, terlihat mereka semua telah
terpenuhi. Sebanyak itu, ternyata terselip namamu disetiap barisnya. Ternyata,
semua hal yang kuinginkan, adalah hal yang bisa ku lakukan bersamamu. Aku ingin
mendengarkan musik bersamamu, melakukan perjalanan panjang bersamamu, makan di
pinggir jalan bersamamu, berdikusi tentang rasi bintang bersamamu, bernyanyi
dan berdansa bersamamu, tertawa dan menangis bersamamu, bercerita panjang lebar
bersamamu, mengagumi alam bersamamuu, dan hal hal bersamamu lainnya. Baiklah,
mungkin ini hanya sebuah kenangan singkat untukmu, tapi untukku – aku takkan
pernah bisa melupakan malam itu, seumur hidupku..
sukaaaaa... :D
BalasHapussukaaaaa... :D
BalasHapuswah terimakasih :3 baca yang lain juga yaa :)
Hapus