Hai readers,
Apa kabar? Maafkan untuk tak pernah lagi
menuliskan manis atau pahitnya kata kata. Eeh, kan alay, sorry. huhu maafkeun.
Yep! Lagi sibuk sibuknya nih
kemarin :’) tau dong? Anak semester akhir men. SKRIPSI. Dan yah, jujur saja,
sebenernya agak trauma sama Ms. Word, kayak ada skripsi-skripsinya gitchu~ eak!
Nah, sekarang sudah agak
longgaran dan agak bersemangat buat nulis lagi. Mihiwww~ jadi sebenernya udah
lama banget pengen nulis :( tapi apalah daya incess yang lagi ribet dan cibuks,
dan lagi, berita duka, wanita tersayangku sepanjang masa harus kembali setelah
dipanggil Allah, semoga ibu bahagia ya disana :’)
Jadi, ini tulisan pertamaku
setelah beberapa lama cabs menghilang.
Bisakah Kau Lebih Lama
disini, Buk?
Hai buk, rasanya sudah lama sejak terakhir kali
aku melihatmu tersenyum, tertawa dan menggelegak karena ulah anak-anak dan pria
yang sangat mencintaimu – Ayah. Apa kabar disana? Baik kah? Aku yakin, Allah
pasti senang karena hadirmu di sisi-Nya, ya kan? Ah, ceritakan, apakah Allah
juga menyampaikan salam salamku untukmu? Aku tak pernah lupa mengrimnya saat
setelah aku bersujud pada-Nya, bahkan akupun selalu membisikkan doaku untukmu
saat aku mengingatmu. Jangan khawatir, tiap hariku tak ada lelahnya aku
mengingatmu. Dan buk, apakah Allah tersenyum padamu? Saat aku menyampaikan rasa
terimakashiku padaNya? Terimakasih karena telah membantuku tabah dalam
menjalani hari tanpamu? Karena ya, allah mengirmkan malaikat malaikatnya yang
lain untuk melindungiku, membahagiakanku, walaupun tak kan pernah seperti
bersamamu, Buk.
Buk, bolehkah aku bercerita?
Dengarkan saja.
Buk, maaf ya, kalau Enok sedikit terlambat untuk
menepati janji Enok buat bikin ibuk senang. Tapi dengan segala usaha, Enok
sudah menepati satu janji dari sekian banyak janji yang Enok buat untuk ibuk. Buk,
Enok sudah berhasil sampai sidang skripsi – menyelesaikan revisi, ah doakan
anakmu diberi kemudahan untuk proses selanjutnya ya?
Buk, Ayah sama Didi rindu Ibuk. Meskipun mereka
terlihat begitu tegar, lebih tegar dari anakmu yang satu ini buk. Maaf ya, Enok
masih sering banget nangis, masih sering banget mencerca bagaimana tidak
adilnya hidup karena membuatmu jauh dari jangkauan orang orang yang begitu
menyayangimu. Masih sering sekali menyalahkan diri sendiri tentang bagaimana
kurang berbaktinya anakmu ini semasa kau masih bisa tersenyum bersama kami
disini.
Buk, aku merindukanmu.
Buk, tahukah? Melihatkah? Apakah kau mengetahui
atau setidaknya apakah Ia menceritakan apa yang Ia lihat? Bukankah Ia yang maha
melihat dan mengetahui? Apakah Ia memberitahukan semuanya? Bagaimana aku
merindukanmu? Bagaimana aku menangisi kepergianmu? Bagaimana aku berjuang untuk
tersenyum setiap kali aku melewati kamarmu? Setiap kali aku tak sengaja mencium
wangi tubuhmu? Setiap kali aku mendengar gelak tawamu? Setiap kali aku
berharap, kau akan kembali?
Buk, bisakah ibuk lebih lama bersamaku?
Biarkan aku membahagiakanmu, sekuat tenagaku.
Buk, tahukah engkau? Bagaimana sulitnya aku memejamkan mata tiap malamku? Aku pernah bertanya tanya mengapa, dan kini mulai
terjawab semua. Karena, ya, setiap kali aku ingin memejamkan mata, aku takut
Buk. Aku takut hari itu terulang. Dimana aku harus mendengar kabar yang paling
tak ingin didengar siapapun di dunia ini. Kabar tentang perginya seorang wanita
paling hebat dalam hidupku. Aku takut akan mendapati hal yang sama saat aku
terjaga.
Buk, tahukah engkau? Aku merindukan setiap detail
rasa makanan buatanmu. 4 tahun sudah aku sering melewatkan kesempatan untuk
menikmati masakanmu karena aku harus tinggal jauh darimu, dan aku ingat betapa
aku menatikan hari hari dimana aku akan pulang, mencium punggung tanganmu dan
tentu saja, aroma masakanmu. Dan kini, aku tak pernah lagi membayangkan hal
yang sama, aku takkan lagi menunggu, karena tak kan pernah ada masakan yang
seharum aroma masakanmu, senikmat bumbu cintamu.
Buk, aku merindukanmu. Sangat.
Buk, terimakasih sudah menjadi wanita yang begitu
hebat. Begitu kuat. Begitu sabar.
Aku menyayangimu, doaku takkan pernah berhenti.
Dari putri besarmu yang selalu menjadi
puti kecil.
Enok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar