Kisah tentang sepatu dan kamu,
aku dan pilihanmu – di toko sepatu,
dalam sendu senyap sore Jumat lalu
di bawah gerimis lembut menyapu.
di antara puluhan pasang sepatu
ada aku dan kamu – lalu sepatu
“ku pikir ku mulai tahu
cinta layaknya membeli sepatu”, katamu.
“ku pilih ini dan itu,
ku coba, ku lihat satu-satu,
kadang ku lirik lalu ku berlalu
atau ku berhenti untuk memilih satu”
ku coba, ku lihat satu-satu,
kadang ku lirik lalu ku berlalu
atau ku berhenti untuk memilih satu”
“ada yang ku rasa pas
untukku,
namun nyatanya tak begitu.”
namun nyatanya tak begitu.”
“layaknya sepatu,
terlalu kecil melukaiku
terlalu besar lepas dariku”, itu katamu.
terlalu kecil melukaiku
terlalu besar lepas dariku”, itu katamu.
Lalu pikirku – “itupun
seperti aku.”
“bedanya aku -
diantara banyak sepatu
yang akan kau pilih, satu.
namun tentu bukan aku,
kau bahkan tak melirikku -
yah, kau hanya berlalu..”
diantara banyak sepatu
yang akan kau pilih, satu.
namun tentu bukan aku,
kau bahkan tak melirikku -
yah, kau hanya berlalu..”
Dari sepatu yang tak pernah kamu inginkan,
semoga sepatu yang kamu kenakan bisa selalu membuatmu nyaman.
semoga sepatu yang kamu kenakan bisa selalu membuatmu nyaman.