Blogger news

Life is like camera. Focus on what's important. Capture the good times. Develop from the negatives. And if things don't work out, just take another shoot

Jumat, 11 Desember 2015

An Adventure of A Dream: An Unexpected Journey.



Bukankah kita sudah melalui perjalanan yang begitu panjang? Perjalanan yang banyak membuatmu mengenalku lebih jauh, dan membuatku mengertimu sedikit lebih banyak daripada beberapa bulan lalu. Beberapa bulan, iya kita sudah melaluinya lebih dari satu, dua bahkan lebih dari setengah dari 12 bulan yang ada, hampir mencapai angka 10. Tentu saja aku menghitungnya, menghitung detik detik yang ku lewati bersamamu, pentingkah? Lebih dari itu, sangat berharga. Kehadiranmu – ah kau memaksaku menyebutnya kehadiran ‘bayangan’mu begitu sangat berarti. Tak kau sadari kah itu? Banyak sekali kata ‘hampir’ yang hampir terjadi dalam bulan-bulan ini sayang, coba tanyakan padaku, apakah aku lelah? Tentu saja, namun tak ada yang lebih menyenangkan dari lelahnya mencintai dan mempertahankan seseorang.
Aku begitu menikmati detik-detik bersamamu hingga aku kadang lupa aku hanya tamu, bukan benar benar penghuni rumahmu. Aku begitu mencandui hadirmu hingga kadang aku lupa itu hanya bayanganmu, bukan benar-benar dirimu. Ah bahkan text ang menyerupai kehadiranmu saja cukup membuat hariku penuh dengan senyuman. Kau tak perlu benar benar bersamaku untuk membuatku begitu bahagia, cukup pesan singkatmu hadir dan seketika itu kau membahagiakanku.
Akhir-akhir ini sungguh melelahkan, membingungkan, dan seringkali aku tertidur dengan mata masih basah. Aku lelah dengan datang dan perginya kamu. Aku hampir saja berteriak setiap kali kau pergi tanpa sepatah katapun untuk berpamit lalu menghilang dan aku akan berpura semua baik baik saja – melakukan aktifitasku seakan tak ada yang lubang dalam benakku, tersenyum seakan tak ada yang sedang melukaiku. Kemudian kau ber-hai dan tersenyum kepadaku, datang, seperti melupakan kemana perginya dirimu dan berperilaku seperti sehari sebelum kau menghilang, dan aku akan berpura pura ini hal biasa, aku menyambutmu dan mengecupmu – menghangatkan hatimu seperti halnya ini begitu sangat biasa. Tentu saja, bahagiamu adalah jaminan bahagiaku. Jika kudengar hatimu tak sebahagia itu maka tentu dengan hatiku, takkan mampu ku ledakkan kembang api dalam hatiku.
Aku hampir saja menutup lembaran penuh keinginan yang mungkin hanya akan aku baca sendiri dan takkan pernah terjadi saat tiba tiba kau datang dengan muka kuyuhmu, lalu ku sentuh kau membuat apapun yang sedang kau rasakan saat itu juga hadir dalam benakku, aku ingin merasakan sedihmu, lelahmu, beban pikirmu, agar tak hanya kau yang merasakannya – kemudian kau mengulurkan tanganmu, sebuah tiket menuju perjalanan menyenangkan sedang berada dalam genggamanmu, perjalanan bersama bintang-bintang dan hembusan angin malam. Sesuatu yang tak bisa ku tolak, apalagi bersama seseorang yang tak biasanya bisa kusentuh bentuk nyatanya. Aku hampir saja menangis detik itu juga, namun yang mampu tergambar hanya sebuah senyuman – ah mungkin jika kupandangi wajahku malam itu aku akan melihat seorang gadis dengan senyum lebar layaknya telah mendapatkan hal yang begitu ia dambakan. Aku begitu bersemangat – dan kurasakan seluruh badanku bergetar, ada yang bergemuruh dalam dadaku. Ah, kau benar benar mampu membuatku bahagia, dengan apapun caramu.
Masih ku ingat bagaimana harum tubuhmu menyentuh hidungku saat aku berada di balik punggungmu, kerasnya bahumu, bahkan senyuman yang tertutup buff mu malam itu, aku bahkan terpana dengan tatapan matamu meski hanya kulihat dari kaca spion motormu. Aku mengingat bagaimana perjalanan singkat kita penuh dengan alunan musik, tawa di atas motor bahkan teriakan-teriakan kecil karena obrolan yang terhempas angin. Aku masih merasakan kebahagian kecil malam itu disetiap detik aku mengingatnya. Gelapnya malam, dinginnya angin, bisikan bintang bintang, dan harum cemara masih terekam jelas dalam benakku. Seandainya kamu tahu betapa bahagianya diriku malam itu.
Aku menikmati detik-detik yang mungkin takkan pernah terulang, detik dimana aku tanpa rasa takut bisa dengan puasnya memelukmu, mengecup pipimu, mendengarkan semua ceritamu, membiarkan tanganmu memelukku, mengelus rambutku, mencubit hidungku, saling menggenggam, ah dalam singkat waktu itu aku pada akhirnya bisa merasakan hadirmu yang sesungguhnya – seakan akan memilikimu. Aku membiarkan waktu berhenti jika memang diizinkan, aku tak ingin beranjak walaupun dingin begitu menusuk. Aku begitu bahagia hingga aku merasakan sedih di waktu yang sama. Aku pernah memimpikan ini semua sebelumnya, aku pernah menyelipkan semua ini dalam doa doaku yang seakan takkan pernah terkabul – dan tibalah hari ini. Hari dimana aku bisa menghabiskan semalaman yang begitu dingin dalam pelukanmu, dalam alunan merdunya suaramu, dalam hangatnya hembusan nafasmu. Pada akhirnya, bisa kutumpahkan semua yang pernah kusimpan, air mata yang kubendung, tawa yang tak pernah kuperdengarkan, dan sisi yang seringkali aku samarkan, bersamamu – aku menjadi diriku sendiri.
Bahkan hingga detik ini aku masih mengingat lantunan lagu yang mengiang di telinga kita malam itu, aku masih tersnyum saat ku mengingat detik detik itu – sekaligus ku merasa terenyuh, ku tak pernah tau akankah waktu akan tiba tiba datang dan mebawaku menuju bahagia yang sama. Ah entahlah, setidaknya pernah kurasakan waktu indah itu bersamamu. Bahkan aku telah kehabisan kata kata untuk kurangkai menjadi ungkapan bahagiaku, tak ada kata yang cukup pantas untuk ku gunakan dalam melukiskan bagaimana perasaanku malam itu. Malam singkat itu, perjalanan dadakan yang begitu menyenangkan, bermain bersama bintang, tersenyum bersama lampu lampu malam, berbisik diantara hembusan nafas pohon pohon rindang. Begitu membahagiakan.
Ah, inilah rasanya. Kini, saat aku membuka lembaran penuh keinginanku, terlihat mereka semua telah terpenuhi. Sebanyak itu, ternyata terselip namamu disetiap barisnya. Ternyata, semua hal yang kuinginkan, adalah hal yang bisa ku lakukan bersamamu. Aku ingin mendengarkan musik bersamamu, melakukan perjalanan panjang bersamamu, makan di pinggir jalan bersamamu, berdikusi tentang rasi bintang bersamamu, bernyanyi dan berdansa bersamamu, tertawa dan menangis bersamamu, bercerita panjang lebar bersamamu, mengagumi alam bersamamuu, dan hal hal bersamamu lainnya. Baiklah, mungkin ini hanya sebuah kenangan singkat untukmu, tapi untukku – aku takkan pernah bisa melupakan malam itu, seumur hidupku..